"Koq Gw Gak galau?" Kenapa harus Galau??

Im not going to stress over you anymore. It isnt worth it. I tried to work something out but you just ignored it. Im not trying to say I dont want you, because I definitely do. All Im saying is Im done chasing after you.

(Aku tidak akan stres atas Anda lagi. Hal ini tidak layak. Saya mencoba untuk melakukan sesuatu tetapi Anda hanya mengabaikannya. Aku tidak berusaha untuk mengatakan aku nggak ingin kau, karena aku pasti melakukannya. Yang saya katakan adalah saya sudah selesai mengejar Anda.)

Sekedar share, 3 hari lalu gue baru putus sama pacar gue setelah jalan bareng setahun lebih. Alasan kenapa putusnya gak penting, tapi yang pengen gue ceritain disini itu adalah kenapa koq gak galau?

Banyak temen gue yang tanya, "lo beneran putus sama doi? koq tampang lo biasa2 aja?", atau "koq lo gak galau?, apa emang lo udah ngarepin putus?", gue balikin aja, kenapa gue harus galau?, No, bukannya gue gak sayang, bukannya gue ngarep putus, or bukannya gue gak ada perjuangannya.. sederhana aja, emang keadaan itu udah gak terelakan lagi. gue udah coba pertahanin sebisa mungkin, dan gue pun masih sayang sampe sekarang, tapi ternyata emang dia udah gak mau sama gue, terus kenapa harus gue pertahanin terus?

In life you need one thing to survive: The ability to realize shit happens. You step in it. Accept it, get over it and keep moving.

(Dalam kehidupan yang Anda butuhkan untuk bertahan hidup satu hal: Kemampuan untuk mewujudkan kotoran terjadi. Anda melangkah di dalamnya. Terimalah, mendapatkan lebih dari itu dan terus bergerak.)

Kalau kita bisa mengubah keadaan sesuai dengan apa yang kita inginkan, berusahalah mengubahnya. Tapi kalau ternyata kita gak bisa mengubahnya, yaudah cara terbaiknya cuma terima dengan lapang dada. Termasuk dalam hal pacaran. Ngapain kita mati-matian pertahanin hubungan klo nyatanya cuma bakal terus nyakitin salah satu pihak? pacaran untuk apa sih? Pacaran yang baik itu adalah ketika sang pacar tidak pernah menuntut kita untuk jadi orang lain.

Terkadang kita tidak bisa mengelak dari keadaan yang kita tidak inginkan. Tetapi kita tetap bisa memilih sikap atau tindakan apa yang akan kita ambil, sebagai reaksi atas keadaan itu. Nah, bagaimana reaksi kita selanjutnya akan menentukan keadaaan itu selanjutnya, apa jadi lebih baik atau malah jadi lebih buruk.

Pacaran juga gitu. Bisa aja kita tidak bisa mengelak dari status jomblo (baca: putus). Kita sudah berdoa, memohon, berusaha begitu keras. Tapi koq sang puteri tetep aja minta putus. Terus gimana?

Tidak ada cara lain, terima apa yang ada dengan lapang dada. Jalani apa adanya. Jangan kebanyakan ngeluh. Toh ngeluh juga gak ada gunanya, cuma nambahin beban aja. Jangan cari-cari kambing hitam. Kita malah jadi gk bisa intropeksi diri. Jangan juga nyalahin diri sendiri. Itu gak nyelesaiin masalah.

Itu semua tergantung kita. Kalau kita melihat "putus" itu sebagai sebuah aib, sesuatu yang mengerikan, memalukan dan menyedihkan, ya kita bisa terus tenggelam dalam kekecewaan dan kekesalan. Rasanya Allah tidak adil. Hidup terasa gak enak. sepi. getir. sengsara. murung. hidup segan mati tak mau. efeknya juga bakal buruk buat hidup kita, kesehatan terganggu, prestasi menurun, gak ada gairah kerja. useless lah.

Tapi klo kita melihat putus cinta itu secara positif; sebagai bagian dari rencana Allah atas hidup kita. Percaya deh, putus itu gak akan jadi beban yang menakutkan. Hey, hal-hal buruk selalu terjadi dalam hidup. Kita gak bisa nuntut hal-hal baik selalu terjadi. Simple, Terima aja, jalanin, dan lewati keadaan buruk itu. Efeknya, pikiran kita pun akan jadi lebih terbuka melihat sisi-sisi baiknya. Kita bisa tetep enjoy sama hidup kita.

Yah gue akuin sih, kadang perasaan lonely jg ada. Biasanya ada yang ngucapin selamat pagi, selamat tidur, ngingetin makan, dll, sekarang udah gak lagi. Tapi ya cuma sebatas itu, pikiran dan perasaan kayak gitu gak perlu membuat kita jadi melow, galau, nelangsa. Apalagi sampai mengutuk or caci maki malam dimana kita sendirian.

Sekali lagi, Bahwa putus cinta gak melulu surem dan muram koq. Ada banyak warna di sana. Tergantung gimana kita menyikapi dan menjalaninya. Dan semua itu berawal dari hati. Hati yang bersyukur akan membuat pikiran kita jernih. Pikiran jernih akan melahirkan sikap-sikap produktif. Pastinya akan jadi baik buat diri sendiri.

Jadi kesimpulannya, baik dan buruknya hidup itu kadang tergantung pilihan kita sendiri. Kita mau berpikir dan menyikapinya secara positif, atau kita mau berpikir dan bersikap negatif? Terserah Lo.. Suka-suka lo lah.. Kumaha maneh..


"Life is like a roller coaster. It has its ups and downs. But it's your choice to either scream or enjoy the ride."

(Hidup ini seperti roller coaster ini memiliki pasang surut.. Tapi itu pilihan Anda baik menjerit atau menikmati perjalanan.)

No comments:

Post a Comment